Pemerintah Indonesia berencana untuk berangsur-angsur beralih ke kondisi normal baru (new normal) dalam menghadapi pandemi COVID-19. Rencana ini secara tidak langsung disampaikan Presiden Joko Widodo pertama kalinya pada 6 Mei 2020. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kemudian mengeluarkan protokol peralihan dari PSBB menuju new normal sebagai pedoman bagi pekerja dan dunia usaha melalui keputusan nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 pada 20 Mei 2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi. Persiapan penerapan kebijakan new normal agaknya mulai terlihat saat Jokowi meninjau kesiapan fasilitas umum di stasiun Mass Rapid Transit (MRT) Bundaran Hotel Indonesia.
Jika angka RO diharapkan turun untuk menuju new normal, tentunya hal tersebut diikuti dengan menurunnya kasus harian baru. Pertanyaannya, bagaimana pertumbuhan kasus harian baru di Indonesia? Bagaimana pertumbuhan kasus baru di negara-negara yang sudah menerapkan kebijakan new normal? Kasus COVID-19 pertama kali diumumkan di Indonesia pada 2 Maret 2020. Setelahnya, kasus baru muncul setiap harinya dengan jumlah yang bervariasi. Hingga 23 Maret, kasus baru per hari berkisar pada 2 hingga 82 kasus. Namun setelahnya angka kasus baru menembus angka 100 per harinya.
Wednesday, July 8, 2020
Friday, April 24, 2020
1 perguruan pencaksilat di indonesia
Persaudaraan Setia Hati Terate
Organisasi ini didirikan pada tahun 1922 di Madiun Jawa Timur. Setiap tahun Persaudaraan Setia Hati selalu mendapatkan anggota baru dalam jumlah yang tidak sedikit, bahkan tak cuma dari Indonesia melainkan juga dari luar negeri. Untuk menjadi anggota atau saudara dalam organisasi ini para calon perlu melewati proses latihan yang terbilang cukup berat hingga ia benar-benar disahkan menjadi warga Persaudaraan Setia Hati Terate.
Pun perguruan ini sudah menorehkan banyak prestasi. Salah satu torehan prestasinya yaitu, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Universitas Airlangga (Unair) menorehkan prestasi di tingkat Internasional. Para pesilat muda tersebut mampu meraih satu medali emas, satu perak, dan dua perunggu pada ajang The 3rd Sebelas Maret SH Terate International Championship.
Resep Daging Lapis
Daging 1/5
Telor 1/5
Bawang merah 8
Bawang putih 3 siung
Merica bumbu 1sdt
Biji pili digiling sedikit
Minyak 1/4
Kecap 2bungkus
bumbu nya digiling semua nya termasuk bawang merah, putih, dll
Daging dipotong tipis2/kecil2, dagingnya daging khas
Campurkan telor, daging, bumbu, kecap Diaduk sampe merata
Klo udah semua diaduk diamin sebentar, ditumis dengan minyak.
Jangan lupa taruh daun salam&jeruk
Selama dimasak, diaduk terus dengan api kecil
jika sudah, hidangkan dengan piring
Telor 1/5
Bawang merah 8
Bawang putih 3 siung
Merica bumbu 1sdt
Biji pili digiling sedikit
Minyak 1/4
Kecap 2bungkus
bumbu nya digiling semua nya termasuk bawang merah, putih, dll
Daging dipotong tipis2/kecil2, dagingnya daging khas
Campurkan telor, daging, bumbu, kecap Diaduk sampe merata
Klo udah semua diaduk diamin sebentar, ditumis dengan minyak.
Jangan lupa taruh daun salam&jeruk
Selama dimasak, diaduk terus dengan api kecil
jika sudah, hidangkan dengan piring
macam-macam tokoh wayang favorit
berikut nama-nama wayang ramayana.
- Anggada
- Anila
- Anjani
- Bharata
- Dasarata
- Dewi Windradi
- Hanoman
- Indrajit/Megananda
- Jatayu
- Jembawan
- Kosalya
- Kumbakarna
- Aswanikumba
- Laksmana
- Parasurama
- Prahasta
- Rama Wijaya
- Rawana
- Satrugna
- Sita
- Subali
- Sugriwa
- Sumali
- Sumitra
- Surpanaka/Sarpakenaka
- Trikaya
- Trijata
- Trinetra
- Trisirah
- Wibisana
- Wilkataksini
Mengapa kebanyakan wni mudah sekali terpapar arus hoax?
Penyebaran berita bohong atau sering disebut hoax kini tengah menjadi persoalan yang cukup serius di Indonesia. Pasalnya, hoax menjadi salah satu pemicu fenomena putusnya pertemanan, gesekan, dan permusuhan. Informasi yang bersifat hoax menyebar dengan cepat baik melalui saluran media sosial maupun grup di aplikasi chatting.
Mengapa banyak orang yang mudah percaya dengan informasi-informasi hoax dan mengapa pula penyebarannya begitu masif meski kebenarannya belum dapat dipastikan? “Orang lebih cenderung percaya hoax jika informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki. Misal seseorang memang sudah tidak setuju terhadap kelompok tertentu, produk, atau kebijakan tertentu. Ketika ada informasi yang dapat mengafirmasi opini dan sikapnya tersebut, maka ia mudah percaya,” ujar Laras Sekarasih, PhD, dosen Psikologi Media dari Universitas Indonesia.
Seseorang yang terlalu suka terhadap kelompok, produk, dan kebijakan tertentu, jika menerima informasi yang sesuai dengan apa yang ia percayai, maka keinginan untuk melakukan pengecekan kebenaran terlebih dahulu menjadi berkurang. Secara natural, perasaan positif akan timbul di dalam diri seseorang ketika ada yang mengafirmasi apa yang dipercayai. Perasaan terafirmasi tersebut juga menjadi pemicu seseorang dengan mudahnya meneruskan informasi hoax ke pihak lain.
Terbatasnya pengetahuan Alasan kedua bagi seseorang mudah percaya pada hoax, lanjut Laras, bisa juga disebabkan terbatasnya pengetahuan. Ia mencontohkan informasi yang ramai disebarkan melalui broadcast message berisi ajakan untuk mengunduh aplikasi tertentu atau donasi melalui perusahaan tertentu. Kepercayaan terhadap informasi-informasi tersebut bisa jadi dikarenakan tidak ada pengetahuan sebelumnya mengenai aplikasi atau perusahaan yang dimaksud.
"Hoax" memberi dampak psikologis Laras mengatakan, secara umum hoax memiliki daya untuk mengubah dan memperkuat sikap atau persepsi yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal. Bisa jadi ketidaksetujuan terhadap kebijakan tertentu, orang tertentu, kelompok tertentu, dan sebaliknya. Namun, khusus informasi-informasi hoax yang bersifat negatif dapat menyebabkan kecemasan berlebih.
Mengapa banyak orang yang mudah percaya dengan informasi-informasi hoax dan mengapa pula penyebarannya begitu masif meski kebenarannya belum dapat dipastikan? “Orang lebih cenderung percaya hoax jika informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki. Misal seseorang memang sudah tidak setuju terhadap kelompok tertentu, produk, atau kebijakan tertentu. Ketika ada informasi yang dapat mengafirmasi opini dan sikapnya tersebut, maka ia mudah percaya,” ujar Laras Sekarasih, PhD, dosen Psikologi Media dari Universitas Indonesia.
Seseorang yang terlalu suka terhadap kelompok, produk, dan kebijakan tertentu, jika menerima informasi yang sesuai dengan apa yang ia percayai, maka keinginan untuk melakukan pengecekan kebenaran terlebih dahulu menjadi berkurang. Secara natural, perasaan positif akan timbul di dalam diri seseorang ketika ada yang mengafirmasi apa yang dipercayai. Perasaan terafirmasi tersebut juga menjadi pemicu seseorang dengan mudahnya meneruskan informasi hoax ke pihak lain.
Terbatasnya pengetahuan Alasan kedua bagi seseorang mudah percaya pada hoax, lanjut Laras, bisa juga disebabkan terbatasnya pengetahuan. Ia mencontohkan informasi yang ramai disebarkan melalui broadcast message berisi ajakan untuk mengunduh aplikasi tertentu atau donasi melalui perusahaan tertentu. Kepercayaan terhadap informasi-informasi tersebut bisa jadi dikarenakan tidak ada pengetahuan sebelumnya mengenai aplikasi atau perusahaan yang dimaksud.
"Hoax" memberi dampak psikologis Laras mengatakan, secara umum hoax memiliki daya untuk mengubah dan memperkuat sikap atau persepsi yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal. Bisa jadi ketidaksetujuan terhadap kebijakan tertentu, orang tertentu, kelompok tertentu, dan sebaliknya. Namun, khusus informasi-informasi hoax yang bersifat negatif dapat menyebabkan kecemasan berlebih.
mengapa lockdown dalam kasus covid-19 diyakini tidak akan berhasil dilakukan NKRI?
Lockdown digaungkan menjadi salah satu alternatif yang baik diambil untuk mengatasi kasus wabah Covid-19 di berbagai negara. Namun, pemerintah Indonesia tidak mengambil kebijakan itu. Lantas kenapa pemerintah Indonesia tidak mengambil kebijakan lockdown sebagai solusi untuk mengatasi kasus Covid-19 yang sudah melanda negeri ini? Deputi V Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Jaleswari Pramodhawardani menyampaikan, pemerintah tidak mengambil kebijakan untuk lockdown karena menyesuaikan banyak aspek di masyarakat Indonesia ini sendiri. Berbicara lockdown, terminologi kita (Indonesia) tidak mengenal itu. Adanya karantina wilayah, tapi harus dengan kalkulasi yang sesuai.
tidak semua negara akan baik dan berhasil dalam menghadapi Covid-19 dengan melakukan lockdown. Dia memberi contoh, India dianggap belum berhasil menjadikan lockdown sebagai solusi terbaik mengatasi wabah Covid-19 yang melanda negaranya. Belajar dari kebijakan yang diambil oleh negara lain mengenai lockdown ini, dikatakan Jaleswari, membuat presiden menegaskan bahwa tidak boleh memutuskan sesuatu hanya berdasarkan apa yang populer dilakukan di negara lain Akan tetapi, tetap harus memperhatikan dan mempertimbangkan bagaimana budaya, kondisi sosial masyarakat terkhusus di Indonesia sendiri, barulah memutuskan suatu kebijakan, agar tak menyesal pada akhirnya.
Adapun, kalkulasi sesuai atau tepat di Indonesia dalam menghadapi Covid-19 ini, kata Jaleswari, adalah mempertimbangkan dan memperhitungkan dengan matang mengenai ekonomi masyarakat menengah ke bawah, di mana tidak sedikit yang hidupnya bergantung pada kerja harian.
tidak semua negara akan baik dan berhasil dalam menghadapi Covid-19 dengan melakukan lockdown. Dia memberi contoh, India dianggap belum berhasil menjadikan lockdown sebagai solusi terbaik mengatasi wabah Covid-19 yang melanda negaranya. Belajar dari kebijakan yang diambil oleh negara lain mengenai lockdown ini, dikatakan Jaleswari, membuat presiden menegaskan bahwa tidak boleh memutuskan sesuatu hanya berdasarkan apa yang populer dilakukan di negara lain Akan tetapi, tetap harus memperhatikan dan mempertimbangkan bagaimana budaya, kondisi sosial masyarakat terkhusus di Indonesia sendiri, barulah memutuskan suatu kebijakan, agar tak menyesal pada akhirnya.
Adapun, kalkulasi sesuai atau tepat di Indonesia dalam menghadapi Covid-19 ini, kata Jaleswari, adalah mempertimbangkan dan memperhitungkan dengan matang mengenai ekonomi masyarakat menengah ke bawah, di mana tidak sedikit yang hidupnya bergantung pada kerja harian.
Friday, March 27, 2020
Sejarah Demografi Indonesia
Demografi Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 memiliki jumlah penduduk sebesar 237.641.326 juta jiwa, menjadikan negara ini negara dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia.[1] Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah sehingga diproyeksikan pada tahun 2015 penduduk Indonesia berjumlah 255 juta jiwa hingga mencapai 305 juta jiwa pada tahun 2035.[2] Pulau Jawa merupakan salah satu daerah terpadat di dunia, dengan lebih dari 107 juta jiwa tinggal di daerah dengan luas sebesar New York.[butuh rujukan]
Indonesia memiliki budaya dan bahasa yang berhubungan namun berbeda. Sejak kemerdekaannya Bahasa Indonesia (sejenis dengan Bahasa Melayu) menyebar ke seluruh penjuru Indonesia dan menjadi bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi, pendidikan, pemerintahan, dan bisnis. Namun bahasa daerah juga masih tetap banyak dipergunakan.
Migrasi penduduk besar-besaran ke wilayah milik Hindia Belakang diyakini setidak-tidaknya terjadi atas 2 gelombang migrasi. Migrasi besar-besaran pertama, beberapa abad sebelum Masehi, saat ini dikenal sebagai rumpun Proto-Melayu yang hidup di daerah pedalaman dan pegunungan diwilayah Nusantara; dan migrasi besar-besaran kedua menjelang abad Masehi, saat ini hidup didaerah pesisir dan dataran rendah dikenal sebagai rumpun Deutro-Melayu. Kebanyakan penduduk Indonesia adalah penutur bahasa Austronesia yang mendiami Daratan Indonesia bagian Barat dan Daratan Indonesia Bagian Tengah; sebagian kecil, terutama di Daratan Indonesia Bagian Timur didiami oleh penutur bahasa Papua.
Imigran ke Indonesia terutama dari Tiongkok, merupakan penduduk keturunan asing yang terbanyak, menyebar hampir di semua kota besar di Indonesia. Demikian pula pendatang dari Arab, Hadramaut -Yaman merupakan kelompok pendatang kedua terbanyak dan disusul oleh pendatang dari India dan sekelompok kecil dari Eropa. Suku bangsa pribumi yang terbanyak persentasenya di Indonesia adalah suku Jawa dan disusul oleh suku Sunda.
Asal mula indonesia
Cerita bermula pada zaman kedatangan orang Eropa ke Asia. Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang itu beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab,Persia, India, dan Cina. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Cina semuanya adalah Hindia. Semenanjung Asia Selatan mereka sebut Hindia Muka dan daratan Asia Tenggara dinamai Hindia Belakang. Sedangkan tanah air kita memperoleh nama Kepulauan Hindia (Indische Archipel, Indian Archipelago, l’Archipel Indien) atau Hindia Timur (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah Kepulauan Melayu (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l’Archipel Malais).
Ketika tanah air kita terjajah oleh bangsa Belanda, nama resmi yangdigunakan adalah *Nederlandsch- Indie (Hindia Belanda), sedangkanpemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur). Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli,pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga Kepulauan Hindia (bahasa Latin insula berarti pulau). Tetapi rupanya nama Insulinde ini kurang populer.
Namun perlu dicatat bahwa pengertian Nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian, nusantara zaman Majapahit. Pada masa Majapahit Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (antara dalam bahasa Sansekerta artinya luar, seberang) sebagai lawan dari Jawadwipa ( Pulau Jawa). Kita tentu pernah mendengar Sumpah Palapa dari Gajah Mada, ”Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa” (Jika telah kalah pulau-pulau seberang, barulah saya menikmati istirahat).
Nama Indonesia.
Ketika tanah air kita terjajah oleh bangsa Belanda, nama resmi yangdigunakan adalah *Nederlandsch- Indie (Hindia Belanda), sedangkanpemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur). Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli,pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga Kepulauan Hindia (bahasa Latin insula berarti pulau). Tetapi rupanya nama Insulinde ini kurang populer.
Namun perlu dicatat bahwa pengertian Nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian, nusantara zaman Majapahit. Pada masa Majapahit Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (antara dalam bahasa Sansekerta artinya luar, seberang) sebagai lawan dari Jawadwipa ( Pulau Jawa). Kita tentu pernah mendengar Sumpah Palapa dari Gajah Mada, ”Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa” (Jika telah kalah pulau-pulau seberang, barulah saya menikmati istirahat).
Nama Indonesia.
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), orang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.
Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama:
-Indunesia atau
-Malayunesia ( nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau).
Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis: … the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians.
-Indunesia atau
-Malayunesia ( nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau).
Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis: … the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians.
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu)
daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat
untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon
(Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Lagi pula, kata Earl, bukankah bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini? Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat
untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon
(Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Lagi pula, kata Earl, bukankah bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini? Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan: Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago.
Ketika mengusulkan nama “Indonesia” agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama bangsa dan negara yang jumlah penduduknya peringkat keempat terbesar di muka bumi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama “Indonesia” dalam
tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi. Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku “Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel” sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air kita tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah “Indonesia” di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah “Indonesia” itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch- Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah “Indonesia” itu dari tulisan-tulisan Logan.
tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi. Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku “Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel” sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air kita tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah “Indonesia” di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah “Indonesia” itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch- Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah “Indonesia” itu dari tulisan-tulisan Logan.
Putra ibu pertiwi yang mula-mula menggunakan istilah “Indonesia” adalah
Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika di buang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.
Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika di buang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.
Wednesday, March 11, 2020
Sejarah Perkembangan Corel Draw
Sejarah Awal CorelDRAW
Corel Corporation awalnya didirikan oleh Dr. Michael Cowpland pada tahun 1985. Beliau merupakan seorang staf dari Corel Corporation, menjual produk Corel kepada Intel Based Desktop Publishing System, yang merupakan sejarah awal dibuatnya CorelDRAW. Kemudian pada tahun 1987, Corel Corporation merekrut Michel Bouillon dan Pat Beirnet sebagai programer. Akhirnya CorelDRAW atau tepatnya CorelDRAW 1.0 dirilis pada tahun 1989 bersamaan dengan diluncurkannya Windows 3.1. Sejak pertama dirilis, Corel Corporation merasa memiliki sebuah produk yang istimewa di tangan mereka. Sebagai software grafis pertama untuk platform Windows, CorelDRAW telah mengubah cara orang dalam mengekspresikan ide-ide dalam mendesain, dan para pengguna telah percaya sekaligus menikmati program tersebut sejak saat itu.
Format File CorelDRAW
CorelDRAW merupakan software editor grafik dengan jenis format grafik vektor dan grafik raster. Format file utama dari CorelDRAW adalah *.cdr. Satu kelemahan yang dimiliki software CorelDRAW adalah tidak dapat membuka file format *.cdr yang lebih baru dengan software versi di bawahnya. Namun demikian, pengguna masih bisa membuka dan mengedit beragam file ekstensi *.cdr dengan software lain seperti: Adobe Illustrator, Corel PaintShop Photo Pro, Corel WordPerfect Office, Inkscape, LibreOffice, Macromedia Freehand, Microsoft Visio 2002, sK1, Xara Designer Pro, dan Xara Photo & Graphic Designer.
Sejarah Versi CorelDRAW
CorelDRAW Versi 1.0 (1989)
CorelDRAW Versi 1.0 ini berjalan di bawah Windows 3.0 dan 3.1. CorelDRAW ditransformasikan ke dalam ilustrasi serius yang mampu menggunakan font. Instalasi software ini hanya menggunakan 2 disket 3.5 inch. Software ini sudah memadai untuk membuat kartu undangan, kartu nama, logo, dan kop surat. Di versi ini sering mengalami perombakan ulang sampai menempuh 5 kali update dalam jangka waktu 1 Januari 1989 sampai 2 Februari 1990.
CorelDRAW Versi 2.0 (1990)
Dalam Versi 2.0 banyak fitur baru antara lain Envelope Tool (Untuk memecah teks atau objek menggunakan shape utama), Extrusion (untuk mensimulasi gambar dan volume dalam objek) dan Perspective (Untuk memecah objek sepanjang sudut X dan Y menjadi bidang yang perspective).
CorelDRAW Versi 2.5 (1991)
Versi ini hadir pada September 1991.
CorelDRAW Versi 3.0 (1992)
Di versi yang diluncurkan pada 15 Mei 1992 ini CorelDRAW melakukan perbaikan di efisiensi memory sehingga kinerja corelDRAW bisa lebih cepat. Kini desain dapat dilihat atau di preview secara real-time tanpa harus tampilan wireframe lagi. Corel PHOTO-PAINT juga diluncurkan pada versi ini.
CorelDRAW Versi 4.0 (1993)
Pada versi 4.0 yang rilis pada 20 Mei 1993 ini CorelDRAW sudah dilengkapi dengan multi-page. Kemampuannya ditingkatkan sebagai software desktop publishing seperti Page Maker. Hanya saja, di versi ini harus dibayar dengan penggunaan Resource computer yang lebih tinggi.
CorelDRAW Versi 5.0 (1994)
CorelDRAW versi ini yang rilis pada 27 Mei 1994 lumayan populer dan cukup lama digunakan oleh para Desainer Grafis karena dilengkapi dengan Colour Management, Kalibrasi Layar, Printer, Scanner, Effect Powerclip, Artistic Media, Lens dan Bitmap Effect. Hanya saja versi ini hanya bisa menyimpan file dengan jumlah nama maksimal 8 karakter.
CorelDRAW Versi 6.0 (1995)
Karena dengan hadirnya Windows 95, CorelDRAW versi 32-bit ini pun disesuaikan agar bisa berjalan baik di sistem operasi baru tersebut. Dalam versi ini tidak banyak fitur baru yang ditambahkan. Versi ini dirilis pada 14 Mei 1995.
CorelDRAW Versi 7.0 (1996)
CorelDRAW Versi 7.0 yang dirilis 9 Oktober 1996 ini lebih stabil dari versi sebelumnya. Banyak fitur baru yang ditambahkan, antara lain : Keunggulan dari setiap versi sebelumnya, Properti bar yang sensitif (Context-sensitive Property bar), Print Preview dengan Zoom dan Pan, Scrapbook (untuk melihat, menggeser dan menempatkan objek), mencetak ke dalam HTML, Draft dan Enhanced display, Interactive Fill dan Blend tools, Transparency tools, Natural Pen tool, Find & Replace wizard, Mengubah vector menjadi Bitmap (Convert To Bitmaps), Pengecek Ejaan (Spell Checker), Kamus (Thesaurus) dan pengecek susunan bahasa (Grammar Checker), Corel Scan and Corel Barista (Dokumen Pertukaran Format Berbasis Java) juga termasuk dalam versi ini. Versi ini lebih cepat dari yang sebelumnya dan tidak perlu upgrade hardware untuk menggunakan aplikasi ini.
CorelDRAW Versi 8.0 (1997)
CorelDRAW versi ini rilis pada 27 Oktober 1997 hadir dengan fitur Drop Shadow, Distortion Tools, dll. Tapi diperlukan spek hardware yang besar khususnya memory untuk bisa menggunakannya dengan lancar dan stabil.
CorelDRAW Versi 9.0 (1999)
CorelDRAW Versi 9.0 yang rilis pada 31 Agustus 1999 ini memiliki fitur tambahan di antaranya : CorelR.A.V.E. (Untuk Animasi vector), Perfect Shapes, Web Graphics Tools (untuk membuat element-elemen yang interaktif seperti button HTML), Penyortir Halaman (Page Sorter), Dokumen Multibahasa (Multilingual Document Support), dan Petunjuk Windows (Navigator Windows).
CorelDRAW Versi 10.0 (2000)
Pada versi 10.0 ini terdapat versi tambahan seperti : Buka, Simpan, Import dan Eksport dalam format SVG. Dirilis pada 13 November 2000.
CorelDRAW Versi 11.0 (2002)
Fitur baru dalam CorelDRAW versi 11.0 yang rilis pada 1 Agustus 2002 ini adalah : Kumpulan simbol-simbol yang langsung dapat diambil, Pemotong Gambar (Untuk Desain Web), Pressure-Sensitive, vector brushes, 3 Point-Curve (Untuk Menggambar).
CorelDRAW Versi 12.0 (2004)
Pada CorelDRAW 12.0 yang dirilis pada 10 Februari 2004 ditambahkan fitur yang biasa ada di AutoCAD seperti Dynamic Guideline dan Snap to Object sehingga menggambar akan lebih presisi dan sempurna. Namun proses print pada versi ini sangat lambat.
CorelDRAW Versi X3 (2006)
Versi ini dirilis pada 17 Januari 2006. Fitur baru dari versi ini adalah : Shapping Tools memotong dengan mengklik 2 kali (software vector pertama yang mampu untuk memotong sebuah grup vector dan bitmap dalam waktu yang sama), Smart fill tool, Chamfer/Fillet/Scallop/Emboss tool, Ruang pengaturan Gambar (Image Adjustment Lab), Menjiplak/Trace menjadi terintegrasi di dalam CorelDRAW di bawah kendali PowerTRACE.
CorelDRAW Versi X4 (2008)
Dirilis pada 22 Januari 2008. Versi ini dibuat untuk mengatasi kompatibilitas dengan Windows Vista. Beberapa fitur juga ditambahkan seperti : Layanan pengidentifikasi huruf (font) terkait di dalam CorelDRAW, ConceptShare, Table tool, independent page layers, live text formatting, mendukung file kamera *.RAW.
CorelDRAW Versi X5 (2010)
Versi ini dirilis pada 23 Februari 2010 dan kompatible dengan processor multicore dan Sistem Operasi Windows 7. Fitur tambahannya adalah : pengaturan isi (Corel CONNECT), Pengelolaan Warna, Alat-alat Grafis dan Animasi, pengembangan Kinerja Multi-core, Konten Digital Bernilai Tinggi (profesional huruf/fonts, clip arts, dan foto-foto), Pengisyaratkan objek (Object Hinting), pixel view, Mesh tool ditingkatkan dengan fitur transparansi, menambahkan dukungan sentuh (Added Touch Support), dan mendukung berbagai format file. Corel dalam versi ini juga telah mengembangkan Tool Transform yang mana dapat membuat banyak salinan dari satu objek.
CorelDRAW Versi X6 (2012)
Dirilis pada tanggal 20 Maret 2012. Versi ini telah tersedia 2 versi, yaitu 32-bit dan 64-bit, tidak banyak fitur yang ditambahkan ke dalam versi ini, hanya beberapa penyempurnaan dari fitur sebelumnya.
CorelDRAW Versi X7 (2014)
Dalam versi X7 yang dirilis pada 27 Maret 2014 ini CorelDRAW hadir dengan banyak sekali perubahan dibanding versi sebelumnya, diantaranya adalah desain interface yang dapat disesuaikan secara penuh dengan mengambil konsep Metro Desain. Workspace lebih interaktif, fill & transparency tool yang bisa dikontrol sesuai keinginan. Kemudahan untuk memilih font dengan tampilan yang lebih nyaman, terdapat special effect pada photo editing, layout dan drawing tool yang lebih presisi, dukungan terhadap resolusi tinggi dan multi-display, terdapat QR code generator dan beberapa perbaikan serta peningkatan baik itu pada desain maupun kinerja.
CorelDRAW Versi X8 (2016)
Versi CorelDRAW X8 dirilis pada tanggal 15 Maret 2016. Sejak pertama kali dirilis, CorelDRAW mendapat banyak sekali feedback positif dari penggunanya, karena pada update kali ini Corel Corporation benar-benar memanfaatkan teknologi desain yang semakin berkembang pesat. Ditambah dengan fitur-fitur terbaru yang sangat memudahkan para desainer grafis dalam membuat banyak project.
Subscribe to:
Posts (Atom)