Friday, April 24, 2020

1 perguruan pencaksilat di indonesia

Persaudaraan Setia Hati Terate


Organisasi ini didirikan pada tahun 1922 di Madiun Jawa Timur. Setiap tahun Persaudaraan Setia Hati selalu mendapatkan anggota baru dalam jumlah yang tidak sedikit, bahkan tak cuma dari Indonesia melainkan juga dari luar negeri. Untuk menjadi anggota atau saudara dalam organisasi ini para calon perlu melewati proses latihan yang terbilang cukup berat hingga ia benar-benar disahkan menjadi warga Persaudaraan Setia Hati Terate.
Pun perguruan ini sudah menorehkan banyak prestasi. Salah satu torehan prestasinya yaitu, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Universitas Airlangga (Unair) menorehkan prestasi di tingkat Internasional. Para pesilat muda tersebut mampu meraih satu medali emas, satu perak, dan dua perunggu pada ajang The 3rd Sebelas Maret SH Terate International Championship.

Resep Daging Lapis

Daging 1/5
Telor 1/5
Bawang merah 8
Bawang putih 3 siung
Merica bumbu 1sdt
Biji pili digiling sedikit
Minyak 1/4
Kecap 2bungkus

bumbu nya digiling semua nya termasuk bawang merah, putih, dll
Daging dipotong tipis2/kecil2, dagingnya daging khas
Campurkan telor, daging, bumbu, kecap Diaduk sampe merata
Klo udah semua diaduk diamin sebentar, ditumis dengan minyak.
Jangan lupa taruh daun salam&jeruk
Selama dimasak, diaduk terus dengan api kecil
jika sudah, hidangkan dengan piring

macam-macam tokoh wayang favorit

berikut nama-nama wayang ramayana.
  • Anggada
  • Anila
  • Anjani
  • Bharata
  • Dasarata
  • Dewi Windradi
  • Hanoman
  • Indrajit/Megananda
  • Jatayu
  • Jembawan
  • Kosalya
  • Kumbakarna
  • Aswanikumba
  • Laksmana
  • Parasurama
  • Prahasta
  • Rama Wijaya
  • Rawana
  • Satrugna
  • Sita
  • Subali
  • Sugriwa
  • Sumali
  • Sumitra
  • Surpanaka/Sarpakenaka
  • Trikaya
  • Trijata
  • Trinetra
  • Trisirah
  • Wibisana
  • Wilkataksini

Mengapa kebanyakan wni mudah sekali terpapar arus hoax?

Penyebaran berita bohong atau sering disebut hoax kini tengah menjadi persoalan yang cukup serius di Indonesia. Pasalnya, hoax menjadi salah satu pemicu fenomena putusnya pertemanan, gesekan, dan permusuhan. Informasi yang bersifat hoax menyebar dengan cepat baik melalui saluran media sosial maupun grup di aplikasi chatting.

Mengapa banyak orang yang mudah percaya dengan informasi-informasi hoax dan mengapa pula penyebarannya begitu masif meski kebenarannya belum dapat dipastikan? “Orang lebih cenderung percaya hoax jika informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki. Misal seseorang memang sudah tidak setuju terhadap kelompok tertentu, produk, atau kebijakan tertentu. Ketika ada informasi yang dapat mengafirmasi opini dan sikapnya tersebut, maka ia mudah percaya,” ujar Laras Sekarasih, PhD, dosen Psikologi Media dari Universitas Indonesia.

Seseorang yang terlalu suka terhadap kelompok, produk, dan kebijakan tertentu, jika menerima informasi yang sesuai dengan apa yang ia percayai, maka keinginan untuk melakukan pengecekan kebenaran terlebih dahulu menjadi berkurang. Secara natural, perasaan positif akan timbul di dalam diri seseorang ketika ada yang mengafirmasi apa yang dipercayai. Perasaan terafirmasi tersebut juga menjadi pemicu seseorang dengan mudahnya meneruskan informasi hoax ke pihak lain.

Terbatasnya pengetahuan Alasan kedua bagi seseorang mudah percaya pada hoax, lanjut Laras, bisa juga disebabkan terbatasnya pengetahuan. Ia mencontohkan informasi yang ramai disebarkan melalui broadcast message berisi ajakan untuk mengunduh aplikasi tertentu atau donasi melalui perusahaan tertentu. Kepercayaan terhadap informasi-informasi tersebut bisa jadi dikarenakan tidak ada pengetahuan sebelumnya mengenai aplikasi atau perusahaan yang dimaksud.

"Hoax" memberi dampak psikologis Laras mengatakan, secara umum hoax memiliki daya untuk mengubah dan memperkuat sikap atau persepsi yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal. Bisa jadi ketidaksetujuan terhadap kebijakan tertentu, orang tertentu, kelompok tertentu, dan sebaliknya. Namun, khusus informasi-informasi hoax yang bersifat negatif dapat menyebabkan kecemasan berlebih.

mengapa lockdown dalam kasus covid-19 diyakini tidak akan berhasil dilakukan NKRI?

Lockdown digaungkan menjadi salah satu alternatif yang baik diambil untuk mengatasi kasus wabah Covid-19 di berbagai negara. Namun, pemerintah Indonesia tidak mengambil kebijakan itu. Lantas kenapa pemerintah Indonesia tidak mengambil kebijakan lockdown sebagai solusi untuk mengatasi kasus Covid-19 yang sudah melanda negeri ini? Deputi V Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Jaleswari Pramodhawardani menyampaikan, pemerintah tidak mengambil kebijakan untuk lockdown karena menyesuaikan banyak aspek di masyarakat Indonesia ini sendiri. Berbicara lockdown, terminologi kita (Indonesia) tidak mengenal itu. Adanya karantina wilayah, tapi harus dengan kalkulasi yang sesuai.

tidak semua negara akan baik dan berhasil dalam menghadapi Covid-19 dengan melakukan lockdown. Dia memberi contoh, India dianggap belum berhasil menjadikan lockdown sebagai solusi terbaik mengatasi wabah Covid-19 yang melanda negaranya. Belajar dari kebijakan yang diambil oleh negara lain mengenai lockdown ini, dikatakan Jaleswari, membuat presiden menegaskan bahwa tidak boleh memutuskan sesuatu hanya berdasarkan apa yang populer dilakukan di negara lain Akan tetapi, tetap harus memperhatikan dan mempertimbangkan bagaimana budaya, kondisi sosial masyarakat terkhusus di Indonesia sendiri, barulah memutuskan suatu kebijakan, agar tak menyesal pada akhirnya.

Adapun, kalkulasi sesuai atau tepat di Indonesia dalam menghadapi Covid-19 ini, kata Jaleswari, adalah mempertimbangkan dan memperhitungkan dengan matang mengenai ekonomi masyarakat menengah ke bawah, di mana tidak sedikit yang hidupnya bergantung pada kerja harian.