Wednesday, December 26, 2018

Penyebab konflik di perusahaan & cara mengatasinya

                                                             PT. ASIAN BEARINDO
Dalam dunia kerja, kita hampir tidak bisa terlepas dengan yang namanya konflik. Bisa di katakan, bahwa konflik merupakan sebuah takdir yang di hadapi oleh manusia. Sebenarnya, tidak hanya manusia saja yang mengalami konflik salam setiap kehidupannya,  hal ini sangatlah merugikan karena dapat berdampak banyak terhadap diri sendiri, organisasi bahkan rekan kerja kita sendiri. Adanya hal tersebut, hal ini membuat hubungan dengan rekan kerja menjadi renggang, muncul rasa ketidakpercayaan, dan mudah curiga. Apabila hal tersebut terjadi maka komunikasi yang berhubungan dengan pekerjaan menjadi sulit dan mengalmi banyak hambatan yang bisa berakibat pekerjaan menjadi tidak maksimal. Disisi lain, konflik di tempat kerja juga berimbas terjadinya ketidakseimbangan hidup seseorang. Ketidakseimbangan tersebut antara lain berupa ketidakseimbangan individu dan social (hati dan batin). Orang-orang yang terlibat konflik biasanya akan menjadi pribadi yang egois, tidak bisa bekerja sama dengan orang lain, mementingkan diri sendiri, tidak mempunyai semangat dan hidupnya penuh dengan tekanan. Dengan adanya dampak tersebut sangat jelas merugikan suatu organisasi di mana tempat kita bekerja sehingga membuat kinerja dari organisasi secara keseluruhan akan menurun.


10 penyebab konflik di perusahaan/tempat kerja & cara mengatasinya



1.Perbedaan kepribadian 

Sebagai contoh, gaya bicara atau logat bicara seseorang yang berbeda dengan lingkungan tempat anda di besarkan. Apabila orang tersebut tidak bisa di terima dengan baik, maka hal tersebut bisa menyinggung perasaan anda.
Dalam prakteknya, misalnya nada yang bicara orang tersebut terlalu keras atau bahkan cenderung seperti orang yang sedang marah. Padahal, di beberapa tempat terutama Sumatera, hal tersebut menjadi sesuatu yang biasa.
Untuk mengatasi situasi ini, anda  bisa saling menghargai dan tidak menghakimi rekan kerja yang mempunyai perbedaan kepribadian dan karakter dengan diri anda. Anda juga bisa mengenali rekan kerja lebih jauh, dengan begitu anda akan melihat bahwa perbedaan dapat menjadi suatu manfaat yang membuat lingkungan kerja anda menjadi lebih berwarna.

2. Komunikasi yang buruk

Konflik di tempat kerja yang selanjutnya yakni adanya komunikasi yang terjadi dengan tiap karyawan yang buruk. Seperti diketahui bahwa hubungan antara diri sendiri dan orang lain tidak bisa di pisahkan dengan yang namanya komunikasi. Apabila komunikasi yang terjadi tidak maksimal atau bahkan cenderung buruk, maka bisa menjadi penyebab terjadinya kesalahpahaman yang berujung pada konflik di tempat kerja.
Sebagai contoh, seorang atasan harus menginstruksikan pekerjaan yang akan di berikan kepada karyawan di dalam timnya. Akan tetapi, orang yang akan di beri instruksi tersebut sedang berhalangan hadir. Karena atasan tersebut sangatlah sibuk akhirnya memutuskan untuk memberitahukan detail pekerjaan pada rekan yang lain.
Meski terlihat sepele, dengan gaya komunikasi yang seperti ini dapat di katakan komunikasi yang buruk. Mengapa? Hal ini dikarenakan karyawan yang seharusnya mengerjakan pekerjaan tersebut tidak mendapatkan instruksi langsung, mungkin saja terdapat detail yang terlupakan yang bisa memicu konflik.
Jika hal ini sering terjadi masalah yang selanjutnya akan timbul yakni produktivitas kerja yang menurun yang dikarenakan miss komunikasi. Oleh sebab itu, ketika anda membutuhkan bantuan dari bawahan, sebisa mungkin untuk selalu berbicara langsung dengannya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya miss komunikasi atau kesalahpahaman interpretasi.

3. Kompetisi

Di beberapa perusahaan mungkin bisa di jumpai bahwa kinerjanya terlalu menekan karyawan untuk bisa saling berkompetisi secara ketat. Belum lagi jika produktivitas karyawan selalu di kaitkan dengan kenaikan gaji. 
ika berbicara mengenai gaji, kebanyakan orang tentu akan melakukan berbagai cara agar bisa memenangkan kompetisi, termasuk dengan cara yang kurang sehat. Bahkan lebih parahnya lagi, para karyawan menjadi sangat individualisme dan tidak bisa bekerja dalam sebuah tim kerja.
Untuk mengatasi konflik di tempat kerja yang satu ini, anda bisa membuat kompetisi yang sehat, lebih mementingkan tujuan bersama dan menciptakan budaya pemikiran kepemilikan perusahaan bagi setiap karyawan.

4. Perbedaan Nilai dan Prinsip

setiap karyawan tidak mengusik nilai dan prinsip yang di pegang orang lain, apalagi berusaha untuk memaksakan prinsip yang di pengangnnya pada rekan kerjanya.
Lain halnya di Indonesia yang masyarakatnya sangat beragam di lihat dari suku, agama, ras dan usianya. Perbedaan prinsip dan nilai yang di pegang oleh seseorang bisa menjadi masalah bagi orang tertentu.
Di lihat dai sisi usia, pekerja yang lebih muda mungkin belum sematang pekerja yang pengalamannya sudah banyak dalam memahami niai-nilai pada perusahaan. Saat para karyawan gagal dalam menghadapi perbedaan dengan cara saling bertoleransi, biasanya akan memicu konflik yang menyinggung prinsip pribadi seseorang. Saat hal ini terjadi, hanya rasa saling menghormati antar karyawan yang bisa menghindarkan konflik di tempat kerja untuk berkembang lebih jauh.

5. Sistem Organisasi yang tidak efektif

Pada setiap perusahaan pastinya memilki system organisasi yang mengatur alur instruksi pekerjaan. Apabila system organisasi tersebut tidak berjalan secara efektif, dapat di pastikan bahwa hal tersebut bisa menjadi salah satu konflik di tempat kerja.
Contoh sistem organisasi yang berjalan tidak efektif diantaranya yaitu deskripsi pekerjaan yang tumpang tindih, jenjang karir yang tidak jelas, terhambatnya alur koordinasi, sumber daya yang tidak seimbang dengan strategi perusahaan, dan pemimpin tidak di kelola oleh orang yang tepat.

6. Titik Tekanan

Pada setiap perusahaan atau tempat kerja, tidak jarang karyawan akan mendapatkan kritik yang bisa memicu adanya konflik di tempat kerja. Mengapa hal ini bisa menjadi penyebab konflik?
Hal ini dikarenakan bahwa setiap orang memilki titik tekanan atau suatu hal yang dapat menjadi trigger dirinya bereaksi terhadap situasi tertentu. Terlebih jika di hal tersebut di sertai dengan kata-kata yang membangkitkan emosi, misalnya di kritik bahwa anda ini seorang karyawan yang malas.
Tak hanya itu, bahkan tidak ada orang yang ingin dirinya di tekan ketika orang tersebut sudah melakukan pekerjaan sesuai dengan ketentuan. Jadi, untuk menghindari hal tersebut, anda bisa lebih bisa berhati-hati dalam berucap dan merespon rekan kerja anda. Jangan sampai, anda membawanya pada titik tekanan yang membuatnya bereaksi dan memulai konflik.

7. Situasi Panik

Saat situasi panic terjadi, biasanya seseorang akan melakukan tindakan tanpa pikir panjang. Tak jarang, keputusan saat di ambil tanpa adanya pikir panjang tersebut cenderung mementingkan diri sendiri. Dan setelah kondisi panic sudah selesai, orang tersebut baru menyadari bahwa keputusan yang telah di buatnya adalah keputusan yang belum tentu kebenarannya dan penuh dengan asumsi.
Apabila anda sedang berada dalam situasi panic di tempat kerja, anda bisa menenangkan diri sejenak dan usahakan untuk tidak berkata dengan nada tinggi pada rekan kerja anda. Anda bisa meminum segelas air mineral, atau anda juga bisa pergi ke luar ruangan sejenak untuk menenangkan diri anda. Setelah rasa panic tersebut dirasa sudah berkurang, pikirkan jernih langkah-langkah yang harus di jalankan.

8. Pengalaman buruk sebelumnya

Pernah berganti-ganti tempat bekerja memang sudah menjadi hal umum yang terjadi di dunia kerja. Pengalaman buruk di tempat kerja yang sebelumnya juga bisa memicu adanya konflik di tempat kerja yang baru.
Pengalaman akan mempengaruhi seseorang dalam bertindak dalam suatu pekerjaan. Saat anda memilki. Misalnya saat anda mempunyai pengalaman yang buruk dengan manajer yang sebelumnya, anda bisa saja berpandangan bahwa manajer yang sekarang sama buruknya dengan manajer sebelumnya.
Perlu di ketahui bahwa setiap orang berbeda-beda. Manajer di kantor yang sebelumnya belum tentu sama dengan manajer yang saat ini memimpin anda. Untuk itu, anda bisa terus beradaptasi dan bertindak secara cerdas untuk menghindari konflik di tempat kerja.

9. Pekerjaan di luar ekspektasi

Hal ini kerap terjadi pada mereka yang baru melamar kerja dan belum mempunyai banyak pengalaman di dunia kerja. Masalah di tempat kerja memang bisa menimpa siapa saja, salah satu penyebabnya yakni pekerjaan tidak sesuai ekspektasi saat anda melamarnya. Sebagai contoh, pada proses rekruitmen anda di tempatkan di bagian penjualan, namun di tahap akhir justru anda di tempatkan di bagian spreadsheets setiap harinya.
Hal ini tentu bisa menjadikan konflik di tempat kerja yang berhubungan langsung dengan atasan anda. Anda bisa membicarakan hal tersebut mengenai pekerjaan yang 90% tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Apakah bisa di bicarakan ulang tentang perubahan tersebut dan apakah masih ada cara untuk mendapatkan pekerjaan seperti yang di bicarakan?
Pastikan saat anda mengatakan hal tersebut dengan nada yang tenang, bukan secara marah maupun frustasi. Jika hal tersebut terjadi, justru akan membuat reputasi anda menjadi buruk. Setelah percakapan dengan atasan anda tersebut berakhir, anda akan memiliki gambaran yang jelas mengenai ekspektasi manajer di masa datang sehingga anda bisa membuat keputusan sebaik mungkin.

10. Atasan tidak melihat hal yang telah anda kerjakan

Anda sudah bekerja keras untuk bisa menyelesaikan suatu pekerjaan hanya demi bisa memenangkan hati para klien. Namun sepertinya, atasan anda tidak melihat bahwa peningkatan yang di dapat tersebut adalah berkat usaha yang telah anda lakukan.
Hal yang sangat wajar apabila atasan anda ingin mengetahui pencapaian yang telah di raih, namun nyatanya sangat sedikit yang dapat mengetahui dengan caranya sendiri. Anda bisa hanya berdiam diri saja dan mengharapkan atasan anda memuji keberhasilan anda.
Solusi untuk konflik di tempat kerja ini anda bisa mencoba menyinggung hal-hal yang telah anda kerjakan yang menurut anda sudah mencapai target yang besar. Anda bisa menceritakan pengalaman mengenai klien yang puas dengan kinerja anda di minggu kemarin. Dengan adanya hal ini, tentu atasan anda lebih bisa menyadari bahwa ia memiliki karyawan yang berkompeten dan cerdas karena telah berhasil berbagai pencapaian.
Namun perlu di ingat, anda bisa melakukannya dengan penuh kesederhanaan. Perlu di ingat pula bahwa anda tidak memerlukan pujian untuk setiap hal kecil yang anda lakukan. Kuncinya, anda tetap mengedepankan sikap rendah hati.

sumber: https://www.jadikaryawan.com/penyebab-konflik-di-tempat-kerja-dan-cara-mengatasi